Novel Cowok Idola Bagian 1 Vol 1
COWOK IDOLA
Bagian
1
Betapa sunyinya suasana di
kelas tiga jurusan IPA SMA Kharisma pagi itu. Tidak ada suara sekecil apapun
yang terdengar. Tiga puluh enam siswanya terdiam dengan berbagai macam
ekspresi.
Ada yang diam dengan mulut
manyun. Sebagian diantara yang memanyunkan mulutnya itu melirik ke sana sini
dengan tatapan curigation. Ada lagi yang bertopang dagu, menggaruk-garukan
kepalanya meskipun tidak gatal, malah terkadang pantatnya ikut digaruk saking
isengnya. Bikin teman sebangkunya mendelikkan matanya dan menatap dengan penuh
kejijian.
Lantas hampir bersamaan
mereka semua menghela napas panjang berkali-kali seakan terserang penyakit asma
saja. Bosan menghela napas, mereka berdesah berkepanjangan. Kalau mereka sudah
capek berdesah, mereka balik lagi menghela napas lebih panjang dari sebelumnya.
Alhasil, helaan dan desahan terdengar silih berganti.
Dalam kesunyian itu mereka
pun melakukan gerakan-gerakan yang tidak berarti, seperti membolak-balikan
lembaran buku, mencorat-coreti lembaran buku dengan coretan berbentuk benang
kusut. Yang lebih parah terjadi di pojokan kelas di mana ada siswa yang
keasyikan mengorek-ngorek lubang hidungnya. Iiih, joroknya!
Semua keasyikan mereka
mengerjakan hal-hal yang aneh atau jorok itu serentak terhentikan ketika
mendadak sesosok tubuh muncul diambang pintu. Kontan semua mata membeliak demi
menyaksikan bagaimana si pemilik tubuh langsung saja menyelinap masuk kedalam
kelas. Lantas pantatnya didaratkan ke sebuah kursi kosong. Dan setelah itu ia
menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan helaan napas yang teramat
panjang.
“Heeehhh…. Selamet!
Selametlah diriku…” katanya dengan pandangan mata terarah pada meja dan kursi
guru yang kosong tak berpenghuni.
“Oooh! Thanks God, thanks
Angels, thanks Devil, untunglah Bu Findra belum datang,” Sambungnya lagi
rada-rada gokil. Ih, gimana nggak gokil kalau manusia yang satu itu
sempat-sempatnya berterima kasih sama setan segala.
Astagaaa! Semua siswa kelas
tiga itu menjadi tercengang demi menyadari kalau…… Ya, ampuuun! Sejak bel masuk
berbunyi sampai setengah jam kemudian mereka tidak ingat pada Mondi Rustaman,
siswa yang baru masuk itu.
Wah, bagaimana mereka bisa
ingat, habis tuh cowok punya tmpang, gaya dan kecerdasan yang biasa-biasa saja,
kelas standar ‘gitu. Makanya yang biasa-biasa saja itu tak begitu di ingat dan
di perhatikan para penghuni kelas tersebut. Paling-paling yang mereka ingat
cowok ‘berkadar’ biasa itu hamper setiap paginya baru muncul di sekolah
berbarengan dengan terdengarnya suara bel masuk.
Eh, sekarang Mondi kok baru
muncul setelah setengah jam pelajaran pertama dimulai? Dan dengan seenaknya
saja memproklamirkan dirinya tidak terlambat karena memang tidak ada guru yang
bercokol di depan kelas mereka? Pake ber-thanks Devil segala, ih kaya sekutunya
Devil aja (tahu kan Devil itu adalah kata dari Bahasa Inggris yang dalam Bahasa
Indonesia berarti Syetan alias Iblis).
Sekonyong-konyong
ketercengangan penghuni kelas tiga itu mencapai ambang batas kesadaran mereka
ketika tahu-tahu suara Ricky, sang ketua kelas terdengar lantang menegur Mondi.
“Busyet kamu, Mon! Kamu itu
ko merasa tidak terlambat padahal sekarang sudah setengah delapan tau? Sudah
sana, kamu menghadap Bu Findra di ruang guru!”
“Ooh, jadi sekarang ini Bu
Findra ada di ruang guru toh. Lah, kenapa beliau tidak ada di sini, mengajar
kita? Kalau ada di sini ‘kan aku pastinya ngerasa benar-benar terlambat…”
“Jangan banyak bacot deh,
Mon. Sekarang juga kamu menghadap Bu Findra,” tukas Ricky amat cepat dan sama
sekali tidak menghiraukan pertanyaan Mondi.
Kini tiga puluh eman pasang
mata tertuju sepenuhnya pada cowok kalem itu, sementara yang ditatap balas
menatapi ketua kelasnya dengan hati agak-agak keder.
“iya, iya, aku menghadap Bu
Findra sekarang deh,” jawab Mondi teramat pasrah. “Ugh! Nyesel aku berterima
kasih sama setan segala, jadinya gini nih…”
Mondi pun berdiri dan
beranjak dengan langkah gontai. Teman-temannya membiarkan saja. Tidak ada yang
berani memberitahukan kejadian apa yang sebenarnya telah terjadi hingga tidak
ada guru di dalam kelas mereka.
Ya, sebenarnya tadi itu guru
Matematika mereka yaitu Bu Findra, marah besar ketika mendapati rok spannya
tertempel bekas permen karet. Rupanya ada yang iseng menempelkan bekas permen
karet di kursi guru. Bu Findra yang datang untuk mengajar pada jam pelajaran
pertama itu sama sekali tidak mengetahuinya. Begitu datang, ia langsung duduk
dan mengabsen siswanya.
Pada saat Bu Findra mau
berdiri untuk memeriksa pe er siswanya dari meja ke meja seperti biasanya
itulah, ia baru menyadari rok spannya tertempel bekas permen karet yang
menempel pada alas kursinya. Langsung saja Bu Findra meminta pelaku untuk
mengakui perbuatanya, tapi tidak ada seorangpun yang mengaku hingga sang guru
mengancam takkan mengajar sebelum sebelum si pelaku mengaku.
Setelah Bu Findra pergi ke
ruangan guru, Ricky menghimbau si pelaku untuk mengakui perbuatanya. Tapi tetap
saja tak ada yang berani mengaku. Kelas menjadi terlantar tanpa guru dan ketua
kelas harus memutar otaknya untuk mendapatkan si pelaku.
Heeh, siapa yang doyan
mengunyah permen karet? Siapa pula yang terlihat mengunyah permen karet tadi
pagi? Kenapa pula permen karet sialan itu ditempelkan pada alas kursi guru? Apa
motif si pelaku? Mendendamkah si pelaku pada Bu Findra?
Pertanyaan bertubi-tubi itu
sempat dipertanyakan Ricky, sayangnya tak seorang pun di antara teman-teman
sekelasnya yang mampu menjawabnya. Pelacakan terhadap si pelaku pun menjadi
gatot alias gagal total.
Maka ketika akhirnya Mondi
muncul, kekesalah Ricky pun memuncak dan sang ketua kelas melampiaskannya
dengan menyuruh Mondi untuk segera menghadap Bu Findra. Rupanya Ricky
memanfaatkan adanya kesempitan dalam kesempatan, eh terbalik, maksudnya adalah
kesempatan dalam kesempitan gitu looh.
Ya, Bu Findra kan menuntut
si pelaku mengakui perbuatannya dengan menemuinya di ruangan guru. Mumpung Mondi
datang terlambat, maka disuruhlah Mondi menghadap Bu Findra. Biarlah Bu Findra
mengira si pelaku itu adalah Mondi. Kalau Bu Findra kelak memberikan hukuman
berupa skorsing, pastilah Mondi mengira penjatuhan skorsing terhadap dirinya
adalah akibat keterlambatannya.
.png)
Posting Komentar untuk "Novel Cowok Idola Bagian 1 Vol 1"